• Thu. Jan 23rd, 2025
Bursa Tokyo (REUTERS/Issei Kato)

Pada Hari Buruh, Kawasan Asia-Pasifik Mengalami Kenaikan – Di Jakarta, melaporkan bahwa pada hari Senin (1/5/2023), bursa saham di Australia dan Jepang mengalami kenaikan meskipun sebagian besar pasar di Asia sedang libur untuk memperingati Hari Buruh Internasional.

Berdasarkan data dari Refinitiv pada pukul 10.08 WIB, terlihat bahwa indeks S&P/ASX 200 di Australia mengalami kenaikan sebesar 0,65%, meskipun aktivitas pabrik di negara tersebut mengalami penurunan yang signifikan pada bulan April. Di sisi lain, indeks Nikkei 225 di Jepang mengalami kenaikan sebesar 0,69%, sementara indeks Topix juga naik sebesar 0,63%.

Walaupun aktivitas pabrik di Jepang mengalami kontraksi, namun indeks manajer pembelian (PMI) menunjukkan angka yang lebih baik dibandingkan bulan sebelumnya. Di China, PMI manufaktur resmi tiba-tiba turun menjadi 49,2, berbeda dengan prediksi para ekonom yang sebesar 51,4.

Setelah mengalami kenaikan pada bulan April, futures Wall Street dari pasar Amerika Serikat (AS) terlihat stabil pada hari Minggu waktu setempat.

Pada Jumat pekan sebelumnya (28/4), terjadi kenaikan pada indeks saham AS, di mana Dow Jones Industrial Average mencatat kinerja terbaiknya sejak Januari dengan kenaikan sebesar 0,8%. Meskipun tidak sebesar Dow Jones, indeks S&P 500 dan Nasdaq-100 juga mengalami kenaikan.

Pada minggu ini, pasar di Asia akan mengalihkan perhatian utamanya pada rilis data tenaga kerja AS dan hasil pertemuan FOMC (Federal Open Market Committee) bank sentral AS, yaitu Federal Reserve (The Fed), yang akan diumumkan pada hari Rabu waktu AS. Selama minggu ini, juga dijadwalkan laporan terbaru mengenai kondisi pasar tenaga kerja di AS.

Pada hari Selasa waktu AS, Biro Statistik Tenaga Kerja (BLS) dijadwalkan akan mengumumkan hasil Survei Bukaan Kerja dan Perputaran Tenaga Kerja (JOLTS) untuk bulan Maret. Data ini akan melacak jumlah keseluruhan lowongan pekerjaan, perekrutan, pengunduran diri, dan pemutusan hubungan kerja yang terjadi dalam satu bulan.

Diproyeksikan bahwa jumlah lowongan kerja akan mengalami penurunan menjadi 9,7 juta pada bulan Maret dari 9,93 juta pada bulan Februari, yang artinya angka tersebut akan menjadi yang terendah dalam dua tahun.

Pada hari Rabu waktu AS, perusahaan penyedia gaji ADP dijadwalkan akan merilis Laporan Ketenagakerjaan Nasional AS untuk bulan April, yang akan melacak data gaji di sektor swasta.

Diperkirakan bahwa bisnis swasta akan menambahkan sekitar 135.000 posisi, dibandingkan dengan penambahan sebanyak 145.000 posisi pada bulan Maret.

Informasi ini dapat menjadi panduan awal bagi para investor sebelum rilis laporan dari Departemen Tenaga Kerja AS pada hari Jumat mengenai lapangan kerja non-pertanian (NFP).

Diproyeksikan bahwa jumlah lapangan kerja diperkirakan hanya akan mengalami kenaikan sebesar 178.000 pada bulan April, yang berarti peningkatannya merupakan yang terendah sejak Desember 2020 ketika terjadi penurunan sebanyak 268.000 posisi.

Hal ini menunjukkan adanya perlambatan ekonomi dan relaksasi pasar tenaga kerja yang selama setahun terakhir tetap ketat, seiring dengan kebijakan kenaikan suku bunga yang dilakukan oleh Federal Reserve (The Fed).

Akhirnya, pada hari Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu WIB, investor akan menantikan keputusan komite rapat FOMC The Fed mengenai suku bunga.

Diproyeksikan bahwa The Fed akan meningkatkan suku bunga acuan federal funds rate (FFR) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi kisaran antara 5% hingga 5,25%.

One thought on “Pada Hari Buruh, Kawasan Asia-Pasifik Mengalami Kenaikan”

Comments are closed.