• Tue. Oct 1st, 2024

10 Petarung Yang Wafat Secara Tragis Sebab Luka Di Atas Ring -Tiap kali seseorang petarung dengan berani menginjakkan kaki di atas ring, mereka benar mempertaruhkan nyawanya. Kebanyakan petinju pemberani tersebut sukses kembali dengan selamat ke keluarga mereka sehabis bel terakhir berbunyi serta pertarungan berakhir. Tetapi untuk kelompok minoritas yang tragis, perihal terburuk dapat terjalin di dalam bundaran persegi. Untuk sebagian orang, konsekuensi dari kehidupan dalam pertarungan hadiah sangatlah lethal.Diperkirakan antara tahun 1890 serta 2011, 1. 604 petinju kehabisan nyawa mereka akibat langsung dari luka yang dialami di atas ring, serta rata terjalin 13 petinju per tahun.

Dari riset yang paris77 temukan , ditemui 233 kematian terpaut tinju pada tahun 1920- an, pada masa yang kurang nyaman, sedangkan 103 kematian terjalin pada tahun 2000- an. Di mari, kita mengingat sebagian pejuang yang sangat gagah berani yang wafat secara tragis di atas ring ataupun sebab luka yang dialami sepanjang pertarungan mereka selama sejarah tinju.

1. Frankie Campbell( versus Max Baer, 25 Agustus 1930)

Sehabis menjatuhkan juara kelas berat masa depan Max Baer di ronde kedua( namun dinyatakan tergelincir), Frankie Campbell dari Italia- Amerika berputar serta berjalan ke bone. Baer sudah berdiri serta mulai mendaratkan pukulan tangan kanannya ke sisi kepala lawannya. Campbell hendak berkata kepada sudutnya,” Suatu terasa semacam patah di kepala aku.” Dia berjuang sampai ronde kelima, dikala dia menerima pukulan berkepanjangan dari pemain asli Nebraska ini saat sebelum wasit kesimpulannya turun tangan.

Petarung yang gugur tersebut sayangnya wafat sebagian jam setelah itu di rumah sakit sebab pendarahan otak ganda. Baer ditahan polisi sebab pembunuhan, dengan jaminan$10. 000, namun tuduhan tersebut setelah itu dibatalkan. Wasit Toby Irwin serta regu sudut dari kedua kombatan diskors sepanjang satu tahun.

2. Jimmy Doyle( versus Sugar Beam Robinson, 24 Juni 1947)

Kematian awal yang dialami seseorang petinju dalam pertarungan kejuaraan dunia semenjak tahun 1800- an. Sugar Beam Robinson bermimpi ia menewaskan Jimmy Doyle di atas ring pada malam saat sebelum pertandingan Cleveland buat memperebutkan mahkota kelas welter. Terguncang oleh perihal ini, ia mendesak supaya pertarungan tersebut dibatalkan, serta komisi tersebut apalagi memohon seseorang pendeta Katolik buat meyakinkan Robinson atas ketakutannya.

Doyle yang berumur 22 tahun mengidap kekalahan KO pada ronde kedelapan serta tidak sempat sadarkan diri; wafat secara tragis di rumah sakit setempat sehabis menempuh pembedahan. Sehabis meramalkan kejadian lethal ini, Robinson mempersiapkan dana dari pertarungan selanjutnya yang disalurkan ke orang tua Doyle. Kala ditanya apakah” niatnya membuat Doyle menemukan permasalahan”, petarung terhebat yang sempat terdapat menanggapi:” Tuan, urusan aku merupakan membuat ia menemukan permasalahan.”

3. Davey Moore( versus Sugar Ramos, 21 Maret 1963)

Kematian di ring yang menginspirasi Sway Dylan buat menulis lagu yang mempertanyakan tanggung jawabnya serta membuat Paus Yohanes XXIII mengancam tinju selaku berolahraga” biadab”. Davey Moore terjatuh dengan canggung pada ronde ke- 10 perebutan gelar kelas bulu melawan Sugar Ramos, dengan takut mendarat di lehernya di bone withering dasar. Entah gimana ia sanggup bangkit serta menuntaskan ronde dengan berdiri saat sebelum wasit menghentikan prosesnya.

Sayangnya juara kelahiran Kentucky ini kehabisan lebih dari semata- mata gelarnya sehabis pertemuan yang meletihkan; jatuh koma di ruang ubah yang tidak sempat ia tinggalkan serta wafat 75 jam setelah itu di ranjang rumah sakit.

4. Ali Muda( versus Barry McGuigan, 14 Juni 1982)

Menyusul kesuksesan petenis Irlandia Barry McGuigan pada ronde keenam atas Youthful Ali, lawan tangguhnya asal Nigeria itu hadapi koma di London sehabis ditandu keluar dari ring. Ali, yang bernama asli Asimi Mustapha, ditempatkan pada mesin pendukung kehidupan namun setelah itu wafat di rumahnya, meninggalkan istrinya yang dikala itu lagi berbadan dua. Sebagian dekade setelah itu, mantan juara dunia kelas bulu Clones mengaku masih dihantui oleh malam naas di bunda kota Inggris itu.

Pada malam puncaknya pada tahun 1985, kala mengalahkan Eusebio Pedroza buat jadi juara, dia mendedikasikan kemenangannya buat rivalnya di masa kemudian.

5. Kim Duk- koo( versus Beam Mancini, 13 November 1982)

Dalam apa yang pada kesimpulannya menciptakan salah satu pertarungan withering signifikan dalam sejarah tinju, pejuang Korea Selatan Kim Duk- koo berhadapan dengan petinju Amerika Beam” Blast” Mancini. Sebagian menit sehabis kesimpulan tersebut, Kim pingsan dalam kondisi koma serta lekas dibawa ke rumah sakit. Ia menempuh pembedahan otak darurat serta wafat 4 hari sehabis pertarungan. Kemenangan KO ronde ke- 14 Mancini mendesak reformasi yang bertujuan buat tingkatkan proteksi kesehatan petinju, dengan keputusan utamanya merupakan kurangi pertarungan kejuaraan dari 15 ronde jadi 12 ronde.

6. Roman Simakov( versus Sergey Kovalev, 5 Desember 2011)

Salah satu korban jiwa dalam pertarungan present day, dengan pesaing kelas berat ringan Roman Simakov dengan pilu pingsan di atas ring sehabis kalah dari Sergey Kovalev serta setelah itu wafat sebab luka otak. Umpan keras pemain Rusia berumur 27 tahun itu memukul Kovalev. Laki- laki yang diketahui selaku” The Krusher” dengan kilat mengulurkan tangan buat menolong bunda lawannya secara finansial tetapi senantiasa menghalangi komentarnya menimpa insiden tragis tersebut kepada media.

Manajernya, Egis Klimas, sadar kalau keluarga Simakov masih menyalahkannya atas apa yang terjalin, yang berarti ia dilarang mendatangi pemakaman, serta perlu” waktu yang lumayan lama” buat meyakinkan Kovalev kalau itu bukan kesalahannya.

7. Mike Towell( versus Dale Evans, 29 September 2016)

Penghilang gelar kelas welter Inggris di Glasgow hadapi nasib lethal kala Dale Evans menghentikan Mike Towell pada ronde kelima dari 12 pertarungan yang dijadwalkan. Petarung asal Towell, lahir di Dundee, lekas dibawa ke rumah sakit di mana dikenal kalau ia hadapi pendarahan otak sungguh- sungguh yang kesimpulannya menimbulkan kematian tragisnya lekas setelahnya. Evans yang” patah hati” mengatakan kalau pertemuan dengan bunda Towell memberinya kekuatan serta kenyamanan individu.

Walaupun tidak terdapat metode buat benar menghibur keluarga yang ikut serta dalam peristiwa seram semacam itu, beban keuangan bisa diringankan dengan dorongan banyak orang dalam berolahraga ini, semacam Ricky Hatton. Taman Justgiving yang terbuat sehubungan dengan kematian tragis Towell sukses mengumpulkan lebih dari£50. 000, dan donasi lain dari dunia tinju.

8. Scott Westgarth( versus Des Spelman, 24 Februari 2018)

Ini sepatutnya jadi alibi perayaan untuk Scott Westgarth sehabis menanggulangi Dec Spelman dalam pertemuan kelas berat ringan di Doncaster. Tetapi perihal itu dengan kilat jadi suatu kejadian kala pemain berumur 31 tahun itu dilarikan ke rumah sakit sehabis 10 putaran yang dikerjakannya saat sebelum wafat cuma 2 hari setelah itu.

Lawannya malam itu sudah menjalakan ikatan dekat dengan keluarga Westgarth, dengan melaporkan:” Bisa jadi terdapat kebencian, tetapi untungnya mereka penafsiran. Mereka sangat baik padaku semenjak dikala itu.”

9. Saying Dadashev( versus Subriel Matias, 19 Juli 2019)

Sayangnya, kematian di ring baru ini terjalin di tanah Amerika, dengan petinju Rusia Proverb Dadashev wafat dunia pada umur 26 tahun menyusul luka yang dideritanya dikala perebutan gelar kelas welter ringan IBF melawan Subriel Matias. Pelatih terhormat Pal McGirt menarik petarungnya keluar dari expositions pada ronde ke- 11 sehabis meminta:” Tolong, Max, tolong” di sudut.

Orang Amerika ini berkata kalau ia” tidak bisa meyakinkan” rekannya buat mundur, jadi ia wajib mengambil aksi sendiri. Dadashev dirawat di rumah sakit sebab pendarahan otak sehabis tidak dapat berjalan ke ruang ubah. Ia sayangnya wafat sehabis pembedahan. Suatu dana disiapkan buat putranya yang masih kecil, Daniel, serta istrinya Elizaveta, yang bersumpah kalau suaminya yang pemberani hendak memberinya” kekuatan buat hidup.”

10. Patrick Day( versus Charles Conwell, 12 Oktober 2019)

Itu merupakan tahun yang tragis untuk tinju selama tahun 2019, dengan sebagian petarung kehabisan nyawa sebab luka ring. Patrick Day merupakan korban malang yang lain. Petenis Amerika itu terpaksa menempuh pembedahan otak darurat sehabis kalah KO pada ronde ke- 10 dari Charles Conwell di Chicago, sehabis hadapi koma.Promotornya Lou DiBella setelah itu mengumumkan kalau Day wafat” dikelilingi oleh keluarganya, sahabat dekat serta anggota regu tinju.”