• Sat. Jul 27th, 2024

Olahraga Panahan – Panahan (atau archery dalam bahasa Inggris) adalah suatu olahraga di mana seorang pemanah menggunakan busur untuk menembakkan anak panah ke target atau sasaran yang telah ditentukan pada jarak tertentu. Dalam pembinaan kondisi fisik untuk panahan, terdapat beberapa komponen fisik yang lebih spesifik, yaitu daya tahan, kekuatan, kelenturan, dan akurasi atau ketepatan. Kondisi fisik yang baik, seperti daya tahan otot dan kekuatan otot yang optimal, akan memberikan keuntungan bagi pemanah dalam mencapai performa terbaiknya. Selain itu, olahraga panahan juga melibatkan penggunaan kekuatan otot pada tubuh bagian atas dan otot inti yang menggerakkan kelompok otot utama.

Dalam kompetisi panahan, terdapat 36 anak panah yang harus ditembakkan ke target wajah pada jarak 30 meter. Target wajah berbentuk lingkaran dengan diameter 30 centimeter, dan setiap bagian target memiliki nilai mulai dari 0 (bagian pinggir) hingga 10 (bagian tengah) sebagai nilai tertinggi. Saat berlatih sebagai seorang pemanah, dapat digunakan boneka jerami atau benda lain sebagai target latihan untuk meningkatkan keterampilan memanah. Panahan sebagai cabang olahraga tingkat internasional terbagi menjadi dua divisi, yaitu recurve dan compound, sementara di Indonesia terdapat tiga divisi, yaitu recurve, compound, dan standar bow. Awalnya, panahan dengan menggunakan busur dan anak panah digunakan untuk berburu atau dalam keperluan peperangan, namun fungsi tersebut semakin berkurang seiring ditemukannya senjata api.

ALAT

Alat yang digunakan dalam olahraga panahan terdiri dari busur panah, target, dan anak panah. Pertama, busur panah memiliki tiga kategori, yaitu recurve, compound, dan longbow. Bagi pemula, busur recurve seringkali digunakan karena dianggap lebih mudah digunakan dan cepat dipelajari. Kedua, target merupakan sasaran yang digunakan dalam memanah. Biasanya berbentuk bulat dengan lingkaran berlapis yang memiliki urutan warna kuning, merah, biru, hitam, dan putih. Ketiga, anak panah dapat terbuat dari bahan aluminium, karbon, kayu, atau kombinasi dari bahan tersebut. Pemanah perlu memastikan panjang anak panah yang sesuai untuk mengurangi risiko cedera atau ketepatan tembakan yang dapat merusak busur panah.

Istilah

Berikut adalah daftar istilah yang digunakan dalam panahan:

1. Set up: Persiapan pemanah sebelum pertandingan dimulai.
2. Drawing: Gerakan menarik tali busur oleh pemanah.
3. Holding: Posisi menahan tali busur sebelum anak panah dilepaskan.
4. Back tension: Latihan pemanah dalam mengatur ketegangan pada tali busur sebelum melepaskan anak panah.
5. Aiming: Proses membidik sasaran oleh pemanah.
6. Anchor: Titik tetap yang digunakan oleh pemanah saat menarik tali busur.
7. Release: Tindakan melepaskan anak panah dari tali busur.
8. Follow through: Gerakan yang dilakukan oleh pemanah setelah anak panah dilepaskan, menjaga posisi dan keseimbangan.

Faktor keberhasilan

Keberhasilan seorang atlet panahan sangat dipengaruhi oleh behasilan teknik dasar dalam memanah. Teknik dasar ini mencakup posisi berdiri yang tepat, cara memasang anak panah, teknik menarik tali busur, posisi melepaskan, dan gerakan lanjutan setelah melepaskan panah. Selain teknik dasar, terdapat beberapa faktor lain yang dapat mendukung keberhasilan belajar memanah, seperti kecepatan pengambilan keputusan, kemampuan menganalisis situasi dengan tepat, dan kemampuan mengendalikan emosi.

Salah satu komponen penting dalam memanah adalah kekuatan dan daya tahan otot lengan serta keseimbangan tubuh. Komponen ini menjadi dasar untuk mengendalikan busur dengan lebih baik. Dengan fokus pada kedua komponen ini, seorang pemanah dapat menarik dan meregangkan busur dengan lebih kuat, sehingga meningkatkan kecepatan anak panah yang dilepaskan.

Panahan di Indonesia

Sejarah panahan telah dimulai sejak 5.000 tahun yang lalu. Negara pertama yang mengakui panahan sebagai olahraga adalah Inggris. Pada tahun 1676, Raja Charles II mengadakan perlombaan panahan. Di Indonesia, organisasi panahan resmi didirikan pada tanggal 12 Juli 1953 di Yogyakarta dengan nama PERPANI (Persatuan Panahan Indonesia), atas prakarsa Sri Paku Alam VIII. Setelah berdirinya PERPANI, Indonesia diterima sebagai anggota FITA (Federation International de Tir A L’arc) dalam kongres di Oslo, Norwegia. PERPANI selalu berusaha dan berhasil berpartisipasi dalam kejuaraan dunia.

Kejuaraan nasional pertama sebagai perlombaan yang terorganisir di Indonesia diadakan pada tahun 1959 di Surabaya. Pada tahun yang sama, Indonesia diterima sebagai anggota FITA, sehingga di Indonesia dikenal dua jenis panahan, yaitu panahan tradisional dengan gaya menembak dalam posisi duduk, dan ronde FITA yang merupakan jenis ronde internasional dengan penggunaan peralatan modern dan gaya menembak dalam posisi berdiri yang lebih umum digunakan di luar negeri.

Dengan demikian, perkembangan panahan di Indonesia telah mengalami perjalanan panjang sejak berdirinya PERPANI, dan negara ini telah aktif berpartisipasi dalam kompetisi panahan di tingkat nasional dan internasional.